Hidup Bersahaja, meninggal Wajahnya Bercahaya

Pendek, bungkuk, ukuran kaki dan tangan yang kecil… Fisik yang kurang sempurna, mungkin itulah sekilas gambaran visualnya. Bagi wanita-wanita yang menjadikan penampilan sebagai hal penting dalam hidupnya, pastinya ia tidak masuk kategori tampan, bahkan sedang.

S inisialnya. setelah ayahnya meninggal dunia, ia menjadi tulang punggung keluarga karena 2 orang kakaknya sudah berkeluarga. Mengurus ladang, menghidupi ibu dan adiknya, serta melakukan tanggungjawab lain sebagai kepala keluarga adalah bukan hal mudah, apalagi untuk seseorang dengan segala kekurangan fisik yang dialaminya.

tapi, apa yang ada di benak orang tidak seperti kenyatannya. Fisik boleh tidak sempurna, tapi ketangguhan fisik dan ruhiyahnya mungkin jauh dibandingkan kita. Mengurus ladang yang untuk orang lain adalah pekerjaan yang melelahkan, ia melakukannya tanpa pernah disertai keluhan. bahkan, seringkali ia menerima tawaran untuk membantu pekerjaan ladang orang lain. Bukan hanya kekuatan fisik yang menjadi kelebihannya, ketekunan ibadahnya… jangan ditanya… Qiyamullail adalah amalan yang tak pernah ditinggalkannya, tilawah Al Qur’an apalagi. Sholat tepat waktu, ia teladannya di masjid komplek kami.

Kebaikan akhlaqnya, tak ada yang meragukan lagi. Ia adalah orang yang senantiasa menjaga lisannya. tak pernah ia menggunjing sesamanya, tak pernah juga keluar dari mulutnya kata-kata yang tidak sepantasnya. Meski banyak orang menggunjing dan meledeknya karena kekurangan fisiknya, tapi ia tak pernah marah karenanya. Selain itu, ia juga dikenal sangat sayang pada keluarganya, terutama keponakannya terlebih lagi pada ibunnya.

Walaupun secara fisik banyak kekurangan, tapi secara psikologis ia adalah laki-laki normal. Karena itulah keluarganya berusaha untuk mencarikannya pendamping hidup. Meski pada awalnya sempat minder, namun pada akhirnya ia menyetujuinya. Sebuah perjodohanpun diadakan. S pun cukup senang karena dari pihak wanita bersedia menerimanya. Tapi, alangkah kagetnya ia dan keluarga pastinya, ketika tau bahwa si wanita ternyata menyangka bahwa S adalah anak dari mantan lurah yang kebetrulan namanya sama dengannya.

Krena pihak perempuan punya kepercayaan bahwa pinangan pria pertama harus diterima (jika tidak maka akan membawa petaka), maka perjodohanpun dilanjutkan sampai pada tahap pernikahan. Namun, malang tak dapat dicegah, untung tak dapat diraih. Belum lagi malam pengantin mereka nikmati, si wanita sudah langsung minta diceraikan.  Dengan kesabanran, keaikhlasan dan ketawadu’annya, ia pun memberikan apa yang diminta istri tercintanya.

Hari-hari berikutnya dilalui S dengan kesahajaan. Ia yakin bahwa apa yang Alloh kehendaki untuk dirinya adalah yang terbaik untuk akhiratnya, dengan kesabarannya Alloh pasti menggantinya dengan yang lebih baik. Kesabarannya pun berbuah manis, setelah kurang lebih 4 tahun, seseorang mengenalkannya dengan seorang wanita yang bersahaja juga. wanita yang secara usia jauh di atasnya memang, tapi itu bukan masalah, karena sebuah pernikahan adalah ibadah, dan ibadah tidak dipengaruhi usia. Setelah proses ta’aruf mereka jalani, keputusan mereka untuk menikah pun direstui oleh kedua keluarga. Dan pernikahan itu akan dilangsungkan bulan depan…

Sebulan menjelang pernikahan, S begitu bersemangat mempersiapkan semuanya. Ia mulai mengumpulkan kayu bakar untuk hajatan, beberapa ekor kambingpun sudah disiapkan. Bahkan, setelah panen padinya yang rencananya selesai dua hari lagi, ia akan membelikan baju untuk calon mempelainya.

Hari itu, ia bersemangat sekali memanen padinya di ladang. Saat hari menjelang dzuhur, sekitar jam 10 ia pamit  pada ibunya yang sedang memanen juga untuk mengantar sebagian padi sekalian sholat dzuhur. Setibanya di rumah, ternyata semua pintu rumahnya terkunci. Ia pun menunggu ibunya pulang sambil memanjat pohon rambutan di samping rumahnya. Tanpa sengaja, galah bambu yang ia gunakan untuk mengambil rambutan yang jauh menyentuh kabel listrik. Takdir Alloh tak dapat ditolak, ia pun tersengat listrik dan dengan jalan itu malaikat maut menjemputnya untuk menghadap Robbnya….

Tak ada yang menyangka, tak ada yang mengira. Pernikahan yang di depan mata, kandas karena Alloh memanggilnya. Saat meletakkan ke liang lahat, salah seorang yang ikut mengangkat jenazahnya mengatakan, “saat akan dimandikan, jenazahnya tampak biasa, tapi waktu dimasukkan ke liang lahat, wajahnya bercahaya…”

Subhanalloh…

Tinggalkan komentar