Archive for artikel

Ketika Hari Raya Berbeda

untuk kesekian kalinya hari raya jatuh pada hari yang berbeda di indonesia. harus pilih yang mana ya? buat yang masih bingung, berikut asma’ kutipkan beberapa hal terkait perbedaan menentukan hari raya maupun waktu mulai berpuasa.

1. Firman Alloh Ta’ala :
“Mereka bertanya kepadamu tentang hilal (bulan sabit). Katakanlah : (Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan bagi ibadah haji” (QS. Al Baqoroh : 189)

2. Hadits Rosululloh SAW:
“(Hitungan) bulan itu adalah 29 malam, maka janganlah kamu melakukan shoum kecuali sampai kamu melihat hilal, dan jika tidak nampak olehmu maka genapkanlah menjadi 30” (Shohih Bukhori, hadits no.1907; shohih muslim, hadits no.1080, dari sahabat ibnu ‘umar. ra)
“Shiyam dilaksanakan pada hari kamu (umat islam) melaksanakan shiyam, idul fitri dilaksanakan pada hari kamu (umat islam) beridul fitri, dan idul adha dilaksanakan dilaksanakan pada hari kamu (umat islam) beridul adha.” (sunan Tirmidzi, hadits no. 697; sunan Abu Daud, hadits no. 2324; Sunan Ibnu Majah hadits no. 1660; dari sahabat abu hurairoh.. shahih menurut Syaikh Al Albani dalam silsilah Ahadits shohihah, hadits no. 2240.
imam tirmidzi berkata : “Hadits ini ditafsirkan oleh sebagian ahlul ilmi, bahwa maknanya adalah pelaksanaan shiyam dan berbuka dilakukan bersama komunitas dan kebanyakan manusia” (sunan Tirmidzi, II/163, Darul Fikr, 1414-1994)

3. Pendapat dan Fatwa Ulama ‘.
Ibnu Taimiyah

beliau berkata: “mereka hendaknya melaksanakan shiyam pada tanggal 9 dzulhijjah seperti yang nampak lagi diketahui oleh kebanyakan orang, bisa jadi sebenarnya itu tanggal 10,jika perkiraan hasil ruqyah sudah dipastikan. Karena sesungguhnya di dalam kitab-kitab As Sunan disebutkan, bersumber dari Abu Hurairoh, dari Nabi SAW bahwasanya beliau bersabda:
“Pelaksanaan shiyam kamu jatuh pada hari kamu shiyam, pelaksanaan idul fitri kamu jatuh pada hari kamu beridul fitri, dan idul adha itu jatuh pada hari kamu beridul adha” diriwayatkan oleh Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan dinyatakan shohih olehnya. Dan juga hadits yang bersumber dari Aisyah ra bahwasanya dia berkata, “Rosulululloh SAW bersabda : Idul fitri itu jatuh pada hari(kebanyakan) manusia beridul fitri, dan idul adha itu jatuh pada hari (kebanyakan) manusia beridul adha” (Diriwayatkan oleh Tirmidzi). Dan berdasarkan amaln inilah para a’imatul muslimin seluruhnya melaksanakan” (Majmu Fatawa, XXV/202). Dan shiyam yang dilaksanakan pada hari yang diraukan kepastian harinya, apakah pada tgl 9 atao 10 dzulhijjah? shiyam tersebut boleh dilakukan tanpa ada pertentangan diantara para ulama” (Majmu Fatawa, XXv/203).

Syaikh Abdul Aziz bin Baaz (Mufti kerajaan arab saudi)

“dan yang kuat menurut saya adlah adanya perbedaan terbitnya hilal tidak berpengaruh pada keabsahannya sebagai sandaran hukum. dan yang wajib adalah bersandar pada rkyah hilal dalam masalah shiyam, idul fitri dan idul adha, yaitu tatkala rukyah sudah diputuskan secara syar’i di negeri manapun juga; berdasarkan keumuman hadits-hadits rukyah”. “Dan apabila kita berpendapat bahwa perbedaan terbitnya hilal itu sah sebagai sandaran hukum ataupun tidak, yang jelas hukum dalam menentukan ramadhan dan idul adha adalah sama, tidak ada perbedaan diantara keduanya, sepanjang yang saya ketahui dari dalil-dalil syar’i” (Majmu’ Fatawa Syaikh bin Baz, XV/79)

Syaikh Muhammad Shalih Al Utsaimin

SYaikh Utsaimin pernah ditanya “Bila hari Arofah itu berbeda dikarenakan perbedaan negara dalam melihat hilal,Apakah kita shoum mengikuti rukyah hilal di negeri kita tinggal ataukah mengikuti rukyah Haramain?” Beliau menjawab, “Hal ini berdasar pada perselisihan ulama, “Apakah hilal di dunia itu satu atauberbeda sebagaimana perbedaan mathla'(terbitnya hilal)?” Dan yang benar bahwa itu bisa berbeda sesuai dengan perbedaan mathla’. Contoh mudah, bila hilal telah terlihat di Mekkah dan ketika itu hari ke 9, tapi di negeri lain terlihatnya sehari sebelum mekah, dan hari Arofah menurut negeri itu adalah hari ke 10, maka tidak boleh bagi mereka shoum pada hari ini karena sudah hari ied. Demikian juga bila diperkirakan rukyah mereka lebih lambat dari Mekkah yang menurut mereka hari ke 9 di Mekkah adalah hari ke 8 di negeri mereka. Maka hendaknya mereka shoum pada hari ke 9 menurut mereka dan hari ke 10 menurut Mekkah. Inilah pendapat yang kuat, karena Nabi SAW bersabda, “Bila kalian melihatya (rukyah hilal) maka shoum, dan bila kalian melihatnya (rukyah hilal) maka berbukalah”. Dan di Negeri mereka yang belum melihat hilal, tentunya mereka belum melihatnya. Sebagaimana berdasarkan ijma’ jika manusia menjadikan terbitnya fajar dan terbenamnya matahari sebagai patokan berdasarksn masing-masing negeri dan tempat, maka begitu juga dengan hitungan waktu per bulan, sama dengan perhitungan waktu per hari” (Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin, XX/47-48). Beliau juga pernah memfatwakan, “Berdasarkan ini semua, maka lakukanlah shiyam dan idul fitri seperti yang dilakukan oleh penduduk negeri yang kamu tempati. Dan begitu juga hari Arafah, ikuti saja negeri yang kamu bertempat tinggal di dalamnya” ((Fatawa wa Rasa’il Ibnu Utsaimin, XX/41).

Jadi, kalo beda hari raya or puasanya, ga bingung lagi kan?

Semoga bermanfaat….

kecil si, tapi…

apa yang kamu lakukan saat melihat sesuatu menghjalangi jalan?

berdasarkan survey dan pengamatan yang asma’ lakukan sendiri dengan penuh kesadaran tanpa perwakilan dan pemaksaan dari pihak manapun, sebagian besar orang akan memilih memilih jalan menyelamatkan diri dengan menghindari penghalang tersebut. Apalagi kalo kita bukan lagi jalan melainkan naik motor, plus buru-buru. ga’ kepikiran deh buat mikirin keselamatan orang lain dengan turun sesaat trus menyingkirkan penghalang tersebut, baru deh melanjutkan perjalanan.

menyingkirkan gangguan di jalan emang hal kecil, kecil banget bahkan. tapi, kecil-kecil gitu bisa bikin kita masuk surha lho…

Rosululloh SAW bersabda : “Ada seseorang yang berjalan dan ia terganggu sepotong dahan yang menghalanginya. Kemudian ia berkata, ‘Demi Alloh, saya akan menyingkirkan dahan ini dari jalan, agar tidak mengganggu kaum muslimin yang lewat’. Karena perbuatannya itu, ia pun masuk surga” (HR. Muslim).

subhanalloh, sungguh Alloh hanya menghendaki kebaiakan bagi hambaNya, sampai menyingkirkan gangguan di jalan pun ia ganjar dengan surga…. adakah balasan yang lebih baik?

“Iman itu ada 70 cabang lebih, paling tingginya adalah ucapan laa ilaaha illallah dan paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan di jalan, dan sifat malu merupakan cabang dari iman”.
(terjemah Hadits Riwayat Imam Muslim no.35,58)

so… jangan pernah meremehkan gangguan di jalan, karena ia bukan sekedar gangguan, tapi aset kita untuk bersenang-senang di surga. terlebih lagi, ia adalah cabang keimanan yang paling rendah. Kalo cabang iman yang tyerendah aja kita ga punya, bagaimana dengan cabang-cabang yang lebih tinggi ???

jika kita belum bisa melakukan ibadah-ibadah besar dan berat untuk mencapai surga, maka lakukanlah amal-amal kecil, karena kita tidak pernah tau, balasan apa yang Alloh siapkan untuk kita di akhirat kelak. Mungkin menurut kita hanya sebuah hal kecil dan sepele, tapi ternyata begitu besar di mata Alloh. Jangan lupa ikhlas pastinya…

Rahasia Di Balik Tidur Siang

 Buat asmania yang hobi tidur sian, ada kabar bahagia ni… ternyata tidur siang adalah satu dari sekian amalan yang dianjurkan oleh Rosululloh SAW. Tapi, pada hari Jum’at Rosululloh menganjurkan untuk menangguhkannya seusai sholat jum’at karena dikhawatirkan menjadi penyebab terhalangnya sholat jum’at akibat terlalu lama tidur.

apapun yang dianjurkan oleh Nabi SAW, udah pasti banyak manfaatnya. tak terkecuali dengan tidur siang ini. Istirahat siang dalam bahasa arab disebut sebagai ‘qailulah‘. Dalam bahasa inggris disebut afternoon nap dan dalam bahasa latin disebut siesta. orang-orang spanyol dan mexico melakukan siesta karena keadaan cuaca pada siang hari yang terlalu panas dan tidak membolehkan mereka keluar melakukan kegiatan luar. Demikian juga di Inggris. Di Britain, hal ini menjadi kebiasaan terutama di kalangan anak-anak pra sekolah dan peringkat rendah. Namun, para salafus sholih melakukan qailulah dengan tujuan agar malam harinya mereka bisa bangun untuk sholat tahjjud.

qailullah adalah tidur siang yang dilakukan sebelum waktu dzuhur. Anjuran qailulah berlaku baik musim dingin maupun panas, namun pada musim panas lebih utama. qailulah bisa juga dilakukan dengan hanya merebahkan badan di atas ranjang, atau bahkan hanya memejamkan mata sambil duduk di meja kerja. Jadi ga’ melulu musti tidur kan…?

qailulah diakui dapat membantu memudahkan seseorang bangun malam untuk qiyamullail, memudahkan menyerap informasi baru, bahkan dapat mempengaruhi etos kerja seseorang. Selama tidur, semua fungsi organ tubuh melamban, pada saat itu sel dan jaringan yang aus dan rusak dipulihkan. Pada anak-anak yang masih dalam usia pertumbuhan membutuhkan tidur siang yang lebih banyak daripada orang dewasa, karena selama tidur siang, hormon pertumbuhan (growth hormone) terpacu sehingga akan membantu memacu tinggi badan. Makanya anak yang bermain sepanjang hari, biasanya tinggi badannya tidak tumbuh optimal.

Istirahat siang selama setengah sampai satu jam (ga’ pake lama-lama ya…) terbukti meningkan produktivitas kerja, kesiapsiagaan tubuh, dan memulihkan mood. Di Amerika, 60% orang dewasanya tidak tidur siang, akibatnya mereka mengalami rasa kantuk selama bekerja. Berbeda dengan beberapa negara di Eropa, khususnya Spanyol, banyak toko yang tutup di saing hari selama beberapa jam. Studi Havard membuktikan, pekerja yang tidak tidur siang laju pekerjaannya lebih lamban di banding yang tidur siang.

Dr. Derk-Jan melakukan sebuah penelitian yang hasilnya, setelah selang 24 jam, mereka yang tidur siang berkualitas memiliki kemampuan yang menandingi orang yang tidur malamnya baik selama 2 malam berturut-turut (dua malm suntuk). Tidur siang yang baik juga akan meningkatkan proses belajar dan kekuatan ingatan. Dr. Derk-Jan percaya masih banyak manfaat yang tersembunyi di balik tidur siang.

Namun demikian, sebagai seorang muslim, lakukanlah qailulah dengan niat mengikuti jejak Rosululloh, agar badan sehat, pahalapun dapat…

Met tidur siang…